Senin, 20 Mei 2013

RESENSI BUKU

Raden Sirait yang Gagap Menjahit

Sumber: Koran Jakarta, 14 juli 2011
Judul : Jouney of Love, Impian Seorang Anak Porsea Menuju Panggung Dunia
Peresensi: Vina Iklima Idris
Penulis : Raden Sirait
Penerbit : Ufuk Press
Tidak mudah menangkap gagasan seorang Raden Sirait setengah-setengah. Amat langka, perancang Indonesia berani membuka diri secara utuh dengan nilai-nilai tinggi spiritual ke dalam sebuah buku. Lima belas tahun di dunia rancang busana, Si anak Porsea mendedikasikan benang-benang cinta untuk sepotong kebaya. Demikian kesan yang termaktub dalam buku Journey of Love.
Buku ini lebih dari sekadar buku harian, catatan kegiatan, agenda harian, Raden Sirait menuju pengalaman karier dan petualangan jiwa yang sempurna. Melalui tulisan ini, pembaca tahu sisi lain Raden adalah pemerkaya spiritualitas.
Selama 73 hari ia bercerita tiap sekat dan tahap bagaimana proses kreatif sebuah pertunjukan kolosal pencampuran emosi dan pukau penonton seperti dalam theatrical haute couture. Ya, 31 Maret 2010 publik dibuat terpukau sekaligus bangga oleh pergelaran busana akbar dari maestro kebaya di Indonesia.
Sekitar 150 kebaya eksentrik karya Raden Sirait bicara ihwal kontemplasi panjang akan renungan, begitu ia gambarkan dalam rangkaian kalimat jujur apa adanya. Tak sedikit kepala yang bercita-cita ingin mempopulerkan kebaya hingga menembus kancah dunia. Keinginan adiluhung itu menggelora dalam mata batin seorang Raden Sirait.
Mengambil tema besar kebaya for the world, konsep metafora antara agresivitas dan rasa tradisional. Polaritas jiwa. Di sini Raden mencurahkan isi hatinya tentang cita-cita. Impiannya adalah kebaya suatu saat, melekat pada tubuh Angelina Jolie dan Sarah Jessica Parker. Lalu, headline media massa tertulis “selebritas dunia, melenggok dengan kebaya.” Sekali lagi, di sini Raden amat apa adanya.
“Saya mungkin hanya punya kesempatan kecil untuk bersaing dengan para perancang dunia dalam pembuatan gaun malam, tetapi mari kita rebut perhatian dunia melalui kebaya,” selenting gaya bahasa tutur yang Raden tulis. Raden Sirait bukan sekadar bercerita bagaimana seorang perancang busana melakukan proses kreatif. Ia berbicara tentang kekuatan mimpi, tentang bisikan hati dalam berbagai fungsi dan wujud yang ia butuhkan, sebagai pelajaran roda samsara bernama hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar