Ekonomi
internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan
antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun
pasar kredit internasional. Ekonomi internasional, termasuk politik
internasional, komunikasi internasional maupun hukum internasional, merupakan
bagian dari hubungan internasional, ekonomi internasional merupakan
implementasi dari kebijakan ekonomi domestik antara berbagai aktor dalam suatu
negara dengan negara lain dalam lingkup bilateral maupun multilateral. Pola
hubungan internasional bisa berbentuk kooperatif, kompetitif maupun konfliktif.
Sedangkan sifat hubungan internasional bisa berbentuk interdependensi,
independensi maupun dependensi. Demikian halnya dengan ekonomi internasional
bahwa terciptanya perdagangan internasional dan kerjasama internasional di
bidang infrastruktur negara karena dilandasi hubungan yang bersifat
interdependensi dan hubungan yang berpola kooperatif.
Pengaruh
perdangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat
kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
tersebut. Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang
dan jasa yang diinginkan masyarakat didalam negeri. Sebaliknya, impor akan
menurunkan permintaan masyarakat didalam negeri. Permintaan masyarakat akan
mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan diantara lain akan
tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan import.
Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar dari pada import,
kesempatan kerja dan pendapatan nasional
cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs
mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah turun dibandingka
dengan dolar AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat. Sebaliknya harga
barang- barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan cenderung
menurun. Dengan demkian, penurunan nilai kurs mata uang sendiri akan cenderung
meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya. Jadi, kegiatan serta
kejadian internasional akan mempengaruhi ekonomi dalam negeri, melalui pengaruh
nilai kurs mata uang pada impor, ekspor, dan akhirnya permintaan masyarakat.
Seperti contoh dimana adanya krisis ekonomi
Asia yang berkepanjangan telah mengubah pertumbuhan ekonomi dunia tahun 1998
ketingkat yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Misalnya IMF, dalam world economic outlook edisi mei
1998, merevisi kembali perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3 persen
dari 3,5 persen pada bulan desember 1998 dan 4,25 persen pada bulan oktober
1998.
Dimana
pertumbuhan ekonomi lebih rendah akan terjadi pada negara-negara yang tahun ini
masih mengalami krisis ekonomi, yaitu indonesia, korea, dan thailand.
Negara-negara ini akan mengalami penurunan tajam pada sisi permintaan domestik
dan impornya. Pada skala yang lebih
kecil, penurunan pertumbuhan juga akan terjadi pada malaysia, filipina, dan
beberapa negara Asia Timur lainnya. Di antara negara maju. Prospek jangka
pendek jepang nampak memburuk. Terkait dengan berbagai kesulitan ekonomi yang
sedang dihadapi negara-negara Asia yang merupakan mitra dagang utamanya, pemulihan ekonomi jepang terhambat karena persoalan ekonomi domestik,
seperti sektor keuangan yang lemah dan berbagai kesulitan yang ditimbulkan oleh
hutang yang macet, keterlambatan penerapan
reformasi struktural, serta berkurangnya rasangan fiskal dalam tahun
1997 seperti penigkatan pajak konsumsi.
Sementara
itu, pertumbuhan ekonomi negara-negara di amerika utara dan eropa barat tetap
pada tingkat yang terjaga. Kondisi permintaan domestik yang kuat di amerika serikat, kanada, dan inggris serta
beberapa negara eropa barat lainnya diharapkan dapat mendorong perbaikan posisi
neraca pembayaran yang diperlukan di negara-negara asia sehubungan dengan menurunnya aliran
modal asing ke kawasan tersebut. Negara asing mengalami proses restrukturisasi
berpeluang untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara maju tersebut.
Meskipun
sejauh krisis negara-negara Asia masih terbatas pengaruhnya pada pertumbuhan
dunia, namun demikian kondisi krisis ini bersama-sama dengan penurunan harga
minyak bumi dapat menyebabkan perubahan yang cukup luas terhadap perkembangan
perdagangan dunia. Beberapa negara mungkin mengalami akibat yang menyakitkan.
Negara-negara tersebut diharapkan tidak mengadakan hambatan perdagangan ataupun
depresiasi nilai tukar yang berlebihan untuk meningkatkan daya saingannya.
Reaksi defensif ini akan berakibat ‘counterproduksif’ memperlambat proses
keluar dari krisis, dan mengurangi potensi ekonomi dunia.
Krisis
ekonomi di beberapa negara asia ( korea selatan, malaysia. Indonesia, filipina,
dan thailand) memberikan efek pada pasar komoditi dunia melalui beberapa
saluran, seperti disampaikan dalam buletin Commodity
Markets and The Developing Countries edisi febuari 1998 dari bank
dunia. Pertama, harga-harga komoditi ekspor ke lima negara yang mengalami
krisis akan turun dalam dollar AS karena devaluasi. Kedua, pertumbuhan ekonomi
yang melambat dan harga komoditi impor yang naik akan mengurangi permintaan
akan impor. Ketiga, dua efek terdahulu akan memberikan pengaruh pula pada
pertumbuhan ekonomi negara lain dengan besaran yang berbeda-beda. Keempat,
harga komoditi yang turun pada pasaran dunia akan mengurangi pula pendapatan
ekspor negara-negara lain.
Perkiraan
Pertumbuhan Ekonomi Dunia, 1997-1998.
tinjauan
|
1997
|
1998
|
Output Dunia
|
4,1
|
3,1
|
Kelompok Negara Maju
|
3,0
|
2,4
|
Amerika Serikat
|
3,8
|
2,9
|
jepang
|
0,9
|
0,0
|
jerman
|
2,2
|
2,5
|
perancis
|
2,4
|
2,9
|
italia
|
1,5
|
2,3
|
inggris
|
3,3
|
2,3
|
kanada
|
3,8
|
3,2
|
Kelompok negara berkembang asia
|
6,7
|
4,4
|
bangladesh
|
5,5
|
5,2
|
china
|
8,8
|
7,0
|
india
|
5,6
|
5,2
|
indonesia
|
5,0
|
-5,0
|
malaysia
|
7,8
|
2,5
|
pakistan
|
3,5
|
5,5
|
filipina
|
5,1
|
2,5
|
Thailand
|
-0,4
|
-3,1
|
Sumber
:World
Economic Outlook, May 1998, IMF
Komoditi
pertanian merupakan komoditi yang banyak terpengaruh krisis ekonomi seperti
karet alam, kayu tropis, dan padi. Indonesia, thailand, malaysia merupakan
negara penghasil dan eksportir sebagian besar komoditi tersebut. Sebagai contah
adalah meningkatkan eskpor beras Thailand sekitar 100 persen dalam bulan
Januari 1998 dibanding bulan yang sama pada tahun 1997 sebagai akibat dari
menurunnya harga beras ekspor sekitar 18 persen. Peningkatan ekspor beras Thailand
ini mungkin akan mengurangi peluang pasar ekspor pakistan dan india.
Bahwa
pengaruh pasar kredit internasional juga sangat penting dalam ekonomi
internasional. Pengaruh ini terasa pada ekonomi dalam negeri. Bank-bank serta
perusahaan-perusahaan besar dan perorangan dapat meminjamkan uangnya didalam
negeri maupun diluar negeri, tergantung mana yang lebih menguntungkan.
Keuntungan ini tergantung dari tingginya tingkat bunga yang ditawarkan oleh
masing-masing negara. Bila di AS lebih
tinggi tingkat bunganya, seperti contoh dimana dana akan mengalir banyak ke AS,
begitu pula sebaliknya. Tetapi, mengalirnya banyak dana ke AS akan
mengakibatkan penawaran kredit menjadi meningkat, dan hal ini akan menurunkan
kembali tingkat bunga disana. Demikian seterusnya sehingga dicapai suatu
tingkat bunga yang mempertahankan keseimbangan.
Dimana
banyak negara yang melakukan perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdangan internasional telah
terjadi selama ribuan tahun , dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial,
dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional
pun turut mendorong industrilisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan
kehadiran perusahaan multinasional.
Menurut
amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri,
maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut
antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang
dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota
barang impor. Bahwa kesulitan lainnya
timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran, dan
timbangan, dan hukum dalam perdagangan. Sektor ekspor yang pulih merupakan
pendorong pertumbuhan ekonomi bagi sebagian besar negara di asia tenggara.
Kawasan asia tenggara diperkirakan akan mencatat pertumbuhan ekonomi (produk
domestik kotor / PDB) sekitar 5,7 persen pada tahun 2004 ini. Tahun 2005,
diperkirakan sedikit menurun menjadi 5,4 persen. Catatan pertumbuhan ini jelas
suatu peningkatan yang sangat berarti dibandingkan dengan 4,6 persen
pertumbuhan pada tahun 2003 lalu.
Sementara
indonesia diperkirakan mencatat pertumbuhan ekonomi 4,5 persen tahun 2004 ini.
Pertumbuhan ekonomi yang sama juga akan dicatat tahun 2004 ini. Pertumbuhan
ekonomi yang sama juga akan dicatat tahun 2005. Sekalipun angka ini tetap masih
kurang meyakinkan, terutama dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan yang
memadai sekitar 10 juta pengangguran terbuka dinegeri ini. Angka pertumbuhan
ini tetap lebih daripada, persen tahun 2003.
Ekonomi
internasional juga merupakan bagian dari proses internasionalisasi yang sulit
dicegah oleh negara-negara nasional. Internasionalisasi adalah istilah yang
menggambarkan dibawahnya suatu permasalahan lokal atau regional menjadi urusan
dunia internasional atau antarbangsa. Meski sering dipertukarkan dengan
globalisasi, istilah internasionalisasi sebenarnya lebih banyak merujuk pada
urusan politik dibanding ekonomi atau perdagangan. Sementara globalisasi lebih
merujuk pada tingkat adanya lagi batas – batas negara dalam hubungan perdangan,
investasi, budaya populer, dan lainnya.
Setiap kegiatan memiliki
dampak, tidak terkecuali pada perdagangan internasional. Dampak yang tercipta
bisa berupa dampak positif dan negatif. Berikut ini adalah dampak positif dan
negatif perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia.
Dampak
Positif Perdagangan Internasional bagi Perekonomian Indonesia
Perdagangan internasional memiliki dampak positif bagi Indonesia sebagai berikut:
Perdagangan internasional memiliki dampak positif bagi Indonesia sebagai berikut:
1.
Terpenuhi kebutuhan akan
berbagai macam barang dan jasa.
2.
Penduduk di negara yang
bersangkutan dapat memperoleh barang dan jasa dengan mudah dan mu rah sebagai
akibat dari adanya efisiensi dan spesialisasi.
3.
Devisa negara meningkat.
4.
Terbukanya kesempatan kerja.
5.
Terciptanya persahabatan dan
kerja sama antarnegara di berbagai bidang.
6.
Terdorongnya kegiatan ekonomi
dalam negeri.
Dampak
Negatif Perdagangan Internasional bagi Perekonomian Indonesia
Selain memiliki dampak positif, perdagangan internasional juga memiliki dampak negatif. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan oleh perdagangan internasional antara lain sebagai berikut:
Selain memiliki dampak positif, perdagangan internasional juga memiliki dampak negatif. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan oleh perdagangan internasional antara lain sebagai berikut:
1.
Mundurnya industri dalam negeri
jika masyarakat lebih menyukai produk-produk yang diimpor dari luar negeri. Hal
ini menyebabkan pemerintah di berbagai negara melakukan kebijakan proteksi.
Kebijakan proteksi yang dikeluarkan pemerintah dapat berbentuk kuota, tarif,
dan subsidi.
2.
Munculnya ketergantungan
terhadap negara-negara maju sebagai pemilik faktor-faktor produksi. Dengan ada
ketergantungan tersebut, negara-negara maju dapat menetapkan kebijakan-kebijakan
ekonomi yang merugikan negara berkembang seperti Indonesia.
Dampak
:
Pengaruh
perdangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat
kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
tersebut. Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang
dan jasa yang diinginkan masyarakat didalam negeri. Sebaliknya, impor akan
menurunkan permintaan masyarakat didalam negeri. Permintaan masyarakat akan
mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan diantara lain akan
tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan import.
Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar dari pada import,
kesempatan kerja dan pendapatan nasional
cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs
mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah turun dibandingka
dengan dolar AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat.
Contoh
:
nilai
rupiah turun dibandingka dengan dolar AS, sehingga ekspor akan cenderung
meningkat. Sebaliknya harga barang- barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga
impor akan cenderung menurun.
daftar pustaka
Apridar Graha ilmu